Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3 Visi Guru
Penggerak
Jurnal
Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3 ini saya buat dengan menerapkan model
DEAL (Description, Examination and Articulation of Learning) yang
dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009).
Description
Pada
modul 1.3 ini saya mempelajari tentang bagaimana membuat gambaran tentang murid
impian. Pembelajaran ini dimulai dengan sebuah refleksi pada alur
mulai dari diri. Disini kita diminta untuk menggambarkan bagaimana
murid impian kita di masa depan kurun waktu 5 atau 10 tahun ke depan. Pada
tugas ini saya memimpikan murid saya adalah pribadi yang Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME
dan berakhlak mulia, Berkebhinekaan global, gotongroyong, kreatif, mandiri
dan bernalar kritis (sesuai profil pelajar Pancasila).
Link-nya
: https://youtu.be/gb_AhTDCFEQ
Dari
gambaran murid impian itu saya juga menjabarkan menjadi rumusan visi yang saya
impikan di pakai oleh sekolah tentang murid impian yaitu Terwujudnya Insan “BERGERAK”.
Kata BERGERAK adalah akronim dari murid yang saya impikan yaitu BER=Berakhlak,
G= Gotong Royong, E=Empati, R=Ramah, A=Aktif, dan K=Kreatif. Sesuai dengan
Profil Pelajar Pancasila. Visi yang saya rumuskan agar mudah untuk diingat,
dipahami karena visi adalah tujuan jangka panjang.
Pada
tahap eksplorasi konsep ada hal menarik yang saya dapatkan yaitu saat kita
diminta untuk berlatih membuat pertanyaan BAGJA ( Buat pertanyaan, Ambil
pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan rencana, Atur Eksekusi) berdasarkan pengalaman
kita di sekolah. Saat itu saya mengangkat sebuah prakarsa perubahan
“Mewujudkan Insan yang BERGERAK
(Berakhlak, Gotong-royong, Empati, Ramah, Aktif dan Kreatif. “.
Saya
sangat senang saat membuat Alur BAGJA ini karena tergambar jelas bagaimana
perjuangan saya untuk mewujudkan visi saya sebagai guru
Penggerak. Ruang kolaborasi adalah salah satu alur yang paling
saya tunggu-tunggu karena saya dapat bertatap muka dengan teman-teman
CGP yang lainnya dan tentunya mendapat motivasi dari Bapak Pangarso
Yuliatmoko, S.Pd sebagai fasilitator kami.
Pada
sesi diskusi kelompok saya memaparkan Visi yang saya buat, saya juga
menjelaskan mengapa visi ini saya anggap penting dan apa alasan saya
membuat Visi tersebut. Pada visi tersebut saya berusaha
menjelaskan gambaran bahwa setiap anak yang terlahir ke dunia ini memiliki
kelebihan dibalik segala kekurangan yang tampak oleh mata dan tugas kita
sebagai guru adalah menuntun segala potensi yang ada pada anak tersebut bukan
sesuai dengan keinginan kita . Ada nilai-nilai kebajikan yang termuat dalam
visi yaitu mewujudkan profil pelajar Pancasila. Pastinya untuk mewujudkan visi
tersebut diperlukan prakarsa perubahan dan dirancang suatu tindakan perubahan
dengan menggunakan model inkuiri apresiatif (IA) dengan tahapan BAGJA.
Berdasarkan
diskusi dengan teman-teman, akhirnya saya bisa memahami cara membuat prakarsa
perubahan dengan bantuan kanvas BAGJA.
Pada
tugas demonstrasi kontekstual, saya membuat sebuah prakarsa perubahan yang akan
saya terapkan di kelas yaitu “Mewujudkan insan yang “BERGERAK” (Berakhlak,
Gotong-royong,Empati, Ramah, Aktif, Kreatif).
Link-nya : https://youtu.be/2bNENWnPi9I
Pemahaman saya tentang merumuskan visi dan membuat perubahan prakarsa dengan inkuisri apresiatif alur BAGJA semakin tercerahkan setelah saya mengikuti sesi elaborasi dengan instruktur ibu Siti Lutfah saya semakin paham bahwa visi itu dirumuskan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai atau gambaran murid impian dimana visi ini hendaknya memuat dimensi profil pelajar pancasila
Examination
Pada
modul 1.3 ini kita diajak untuk belajar merumuskan suatu visi atau cita-cita
yang kita impikan tentang murid, kemudian cita-cita tersebut kita susun
untuk diwujudkan menjadi sebuah aksi nyata di kelas dengan sebuah
prakarsa perubahan yang disusun dengan menggunakan model inkuiri
apresiatif alur BAGJA . Pengalaman Menyusun pertanyaan BAGJA ini adalah
hal baru bagi saya dan luar biasa bagi saya dan tentunya sangat
bermanfaat. Selama ini saya memang punya mimpi tentang siswa tetapi mimpi
itu tidak terwujud dengan baik karena tidak mempunyai prakarsa perubahan. Saya
hanya menunggu , padahal untuk mencapai tujuan yang kita impikan maka harus
mulai dari diri untuk Bergerak. Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk
bergerak jika kita tidak mulai untuk bergerak. Sebuah video yang
ditampilkan oleh ibu Siti Luthfah tentang keberanian anak kecil untuk turun
pohon yang tumbang di tengah jalan telah menjadi inspirasi, bahwa saya
harus berani masuk dalam lingkaran pengaruh agar orang-orang yang ada di
sekitar saya tergerak untuk mengubah cara mendidik murid yaitu dengan cara
menuntun bukan menuntut. Kita harus bergerak menjadi pelopor perubahan sehingga
orang lain agar ikut tergerak untuk melakukan perubahan bersama-sama.
Articulation
of Learning
Pada
tahap ini saya mempelajari Cara mewujudkan Visi impian dan melakukan proses
perubahan dengan menggunakan pendekatan atau paradigma inkuiri Apresiatif (IA)
yang dikembangkan oleh David Cooperrider (Cooperrider & Whitney, 2005;
Noble & McGrath,2016)
Inkuiri
Apresiatif (IA) merupakan pendekatan kolaboratof berbasis kekuatan yang
bertujuan untuk melakukan perubahan yang membawa perbaikan dalam suatu sistem
missal di sekolah dalam lingkup kecil yaitu di kelas. Manajemen perubahan yang
saya lakukan adalah dengan menyusun tindakan menggunakan Tahapan BAGJA dengan
berbasi kekuatan atau potensi yang ada.
Dari
pembelajaran tersebut saya merencanakan ke dalam aksi nyata saya di kelas dan
di sekolah mewujudkan visi impian dengan merumuskan prakarsa perubahan yang
saya fokuskan pada pembiasaan dan pembelajaran model pembelajaran yang berpusat
pada murid. Pembiasaan atau budaya positif yang dapat menumbuhkan insan yang BERGERAK
(Berakhlak, Gotong-royong, Empati, Ramah , Aktif dan Kreatif) disamping pembiasaan
untuk menumbuhkan nilai-nilai itu juga bisa dilakukan dengan pembelajaran yang
dapat menumbuhkan sikap Bergerak sesuai Visi yang saya buat.
Terwujudnya
insan yang “BERGERAK” (BERakhlak, Gotong-royong, Empati, Ramah, Aktif, Kreatif)
Siti Munawaroh, S.Pd.I
CGP Angkatan 7 SD 1 Kaliyoso
Komentar
Posting Komentar