Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.3

Aksi Nyata Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

“G 30 M CAQUR (Gerakan 30 Menit Membaca Al-Qur`an)”

 

Refleksi dwi mingguan kali ini saya akan menuliskan jurnal dengan model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future). Model ini dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. Ada empat bagian yang akan saya tuliskan dalam refleksi ini.

Tujuan Program :

- Menumbuhkan penguatan pendidikan karakter Religius

- menumbuhkan penguatan pendidikan karakter Mandiri

- Menumbuhkan literasi agama

- Menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid (student agency)




1. Fact (Peristiwa)

A. Latar Belakang Aksi Nyata

Gerakan literasi menjadi hal urgen untuk dilakukan di dunia pendidikan khususnya sekolah. Gerakan ini akan mendorong anak untuk masuk ke dunia yang penuh makna dan menjadikan dunia berada di genggaman tangannya. Di era serba virtual ini kondisi anak-anak mengalami penurunan dalam karakter yang sering disebut degradasi moral.

Di zaman sekarang sangat jarang sekali anak bersapa pada guru ketika berpas-pasan di manapun khususnya tempat public. Mereka lebih cenderung berpaling dan mengalihkan pandangan. Seyogyanya guru sebagai panutan yang akan digugu dan ditiru menyapa duluan sebagai penanaman keteladan untuk membiasakan budaya positif. Mereka tidak salah, mungkin karena penanaman dan pembiasaan karakter positif kurang terpatri dalam diri mereka.

Salah satu upaya untuk menanamkan dan membiasakan budaya positif khususnya religius yang sudah mencakup didalamnya sopan santun, hormat menghormati dan lain-lain. Serta menumbuhkan kemandirian pada diri anak adalah dengan melakukan Gerakan 30 Menit Membaca Al-Quran dan Mendalami Ilmu Tajwid.

Gerakan yang bertujuan menumbuhkan Penguatan pendidikan karakter Religius Mandiri. Gerakan ini akan diimplementasikan di SD 1 Kaliyoso. Sekolah yang memiliki potensi/kekuatan/asset/sumber daya yang akan mendukung terlaksananya Gerakan 30 Menit Membaca Al-Quran dan Mendalami Ilmu Tajwid

B. Alasan Melakukan Aksi Nyata

Yang paling menarik adalah murid mampu mengkondisikan dan mendisplinkan murid lainnya selama kegiatan 30 menit membaca Al-Quran dan mendalami ilmu tajwid. Murid berani untuk memimpin dalam proses pembacaan Al-Quran dan memandu jalannya diskusi dalam pendalaman ilmu tajwid. Melihat ekspresi bahagia murid ketika berhasil menambah hapalannya.

Dengan menerapkan pendekatan Inkuiri Apresaiatif tahapan BAGJA kita akan menemukan data valid alasan mengapa Gerakan 30 Menit Membaca Al-Quran dan Mendalami Ilmu Tajwid diterapkan di SD 1 Kaliyoso

Berikut adalah Deskripsi Tahapan BAGJA Gerakan 30 Menit Membaca Al-Quran dan Mendalami Ilmu Tajwid:

1. Buat pertanyaan

Bagaimana cara meningkatkan kepemimpinan siswa di sekolah?

Jawaban : Melalui Gerakan 30 menit membaca Al-Quran dan mendalami ilmu tajwid di awal jam pembelajaran

2. Ambil pelajaran

Gerakan 30 Menit Membaca Al-Quran sebagai upaya menumbuhkan Penguatan pendidikan karakter Religius, Mandiri, tolong menolong, dan kepemimpinan pada Murid.

Kegiatan yang menyenangkan dan berpihak pada peserta didik di lingkungan sekolah.

Adanya peningkatan kompetensi murid dan guru

Murid dan guru terlibat aktif dalam program 30 menit membaca sebagai upaya untuk mengembangkan program yang sudah berjalan.

Murid lebih terlatih untuk memimpin di depan

Murid memiliki hak sama untuk berperan dalam kegiatan karena dijadwalkan secara bergiliran

3. Gali mimpi

Program 30 menit membaca Al-Quran akan direalisasikan di awal tahun ajaran baru.

Kegiatan yang dilakukan murid

Setiap kelas memiliki hak yang sama untuk memimpin membaca Al-Quran dan mendalami Ilmu Tajwid dengan perwakilan yang bergantian.

Mendampingi murid melakukan kegiatan 30 menit membaca Al-Quran

Pendampingan Program 30 menit awal pelajaran (membaca Al-Quran dan mendalami Ilmu Tajwid) dilakukan oleh guru secara bergiliran tidak hanya guru agama.

Orang tua memantau perkembangan anak di rumah dari hasil kegiatan 15 menit membaca dan membantu mengarahkan serta memasukan anak-anak ke pondok pesantren dan majlis taklim sekitar untuk meningkatkan pedalaman al-quran.

Mengadakan lomba membaca cepat, hapalan quran di minggu keempat setiap bulan dan setiap tingkatan dengan batasan surat yang telah ditentukan sekolah, dan Memberikan penghargaan.

4. Jabarkan rencana

Program yang telah dibuat akan didiskusikan kepada kepala sekolah dan guru agama yang biasa menanganinya.

Jika mendapatkan rekomendasi kepala sekolah untuk dilaksanakan, selanjutnya Penyusunan Kepanitiaan Program dan Pembagian Tugas.

Mensosialisasikan kepala seluruh warga sekolah baik secara lisan di rapat dan diumumkan maupun secara tertulis dengan pemasangan pamplet/poster terkait program ini.

Mendokumentasikan setiap kegiatan 30 menit membaca

Mengapresiasi murid yang mengikuti lomba dan menyampaikan pengumuman di minggu pertama setiap bulan tersebut di peguyuban setiap bulannya.

Monitoring dan evaluasi kegiatan

5. Atur Eksekusi (Menentukan tim inti program)

Penanggung Jawab kegiatan: Kepala sekolah

Pengarah : Dewan guru

Koordinator Acara: Ketua tim pengembang

Penanggung Jawab sie Acara: Guru

Laporan dibuat oleh masing-masing wali kelas.

Koordinasi dilakukan setiap rapat rutin guru

Evaluasi dapat dilakukan melalui rapat koordinasi dengan kepala sekolah dan guru

C. Hasil Aksi Nyata

Gambaran Umum Program

Gerakan 30 menit membaca Al-Quran dan mendalami Ilmu Tajdwidnya sebagai bentuk literasi di awal pelajaran setiap hari selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu. Sebelum di mulai murid belajar memimpin untuk mengkondisikan seluruh temannya berada di lapangan. Dan setiap murid membawa Al-Quran masing-masing. Murid yang telah dijadwalkan berada di depan dan didampingi oleh guru piket beserta guru agama memandu dan memimpin pembacaan Al-Quran untuk diikuti murid-murid lainnya.

Setelah membaca Guru piket beserta guru Agama dan seluruh murid mendiskusi ilmu tajwid yang ada pada bacaan Al-Quran hari itu. Guru meminta beberapa murid ke depan untuk menjelaskan ilmu Tajwid yang terdapat pada bacaan Al-Quran untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian diri pada anak. Di Akhir seluruh murid dan guru menghapal satu ayat AL-Quran untuk menambah hafalan harian.

Deskripsi Pelaksanaan Program

Waktu Pelaksanaan : 30 menit setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis

Strategi Pelaksanaan Program :

Murid melakukan kegiatan membaca A-Quran dan mendalami Ilmu Tajwid selama empat hari yaitu Selasa, Rabu dan Kamis selama 30 menit. Didampingi oleh guru bertugas hari itu. Murid untuk belajar memimpin, menumbuhkan keberanian, keberanian dan kemandirian murid

Faktor Pendukung dan Penghambat Program

Faktor-faktor pendukung pelaksanaan program adalah :

Koordinasi antara guru dan orang tua yang baik.

Guru yang telah mengikuti pelatihan tahsin.

Murid petugas pembaca Al-Quran sebelumnya mengikuti pelatihan tahsin yang di selengarakan sekolah.

Faktor-faktor penghambat pelaksanaan program adalah :

Beberapa murid tidak sungguh-sungguh melakukan kegiatan 30 menit membaca Al-Quran

Beberapa murid yang belum bisa membaca Al-Quran

Hasil Pelaksanaan Program

Murid dan guru bertambah hafalan Al-Quran. Bacaan Al-Quran murid makin terampil, benar dan tepat sesuai kaidah hukum Tajwid

2. Feelings (Perasaan)

Gerakan 30 menit membaca Al-Quran dan mendalami Ilmu Tajdwidnya sebagai bentuk literasi di awal pelajaran setiap hari selasa, Rabu, dan Kamis. Sebelum di mulai murid belajar memimpin untuk mengkondisikan seluruh temannya berada di lapangan. Dan setiap murid membawa Al-Quran masing-masing. Murid yang telah dijadwalkan berada di depan dan didampingi oleh guru piket beserta guru agama memandu dan memimpin pembacaan Al-Quran untuk diikuti murid-murid lainnya.

Setelah membaca Guru piket beserta guru Agama dan seluruh murid mendiskusikan ilmu tajwid yang ada pada bacaan Al-Quran hari itu. Guru meminta beberapa murid ke depan untuk menjelaskan ilmu Tajwid yang terdapat pada bacaan Al-Quran untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian diri pada anak. Di Akhir seluruh murid dan guru menghafal satu ayat AL-Quran untuk menambah hafalan harian.

 

3. Findings (Pembelajaran)

Masih ada beberapa murid yang tidak hadir tepat waktu untuk melaksanakan kegiatan 30 menit membaca Al-Quran dan mendalami Ilmu Tajwidnya. Bahkan ada beberapa murid yang tidak mau membaca Al-Quran. Ada beberapa murid yang belum bisa membaca Al-Quran. Keadaan tersebut dapat menganggu keberlangsungan dan keberhasilan program 30 menit membaca Al-Quran di awal pembelajaran.

Perlu anak keterlibatan orang tua untuk memantau dan menitipkan anak-anak kepada pondok pesantren dan majlis taklim untuk meningkatkan keterampilan anak-anaknya dalam membaca Al-Quran. Akan tetapi masih banyak orang tua yang tidak mengetahui kondisi anaknya. Mereka bersikap acuh tak acuh terhadap keterampilan anak dalam membaca Al-Quran.

 

4. Future (Penerapan)

Jika anak sudah terbiasa memimpin di depan murid-murid lainnya akan menumbuhkan kepercayaan diri dan keyakinan diri pada anak. Mereka akan mampu menghadapi tantangan dan kondisi yang terjadi pada saat memimpin di depan. Memaksimalkan peran seluruh warga sekolah untuk mengsukseskan program 30 menit membaca Al-Quran dan mendalami ilmu tajwid di awal jam pelajaran.

Program 30 menit membaca Al-Quran dan mendalami ilmu tajwid bukan termasuk acara gebrakan yang dilaksanakan hanya periode tertentu akan tetapi menjadi program yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan dan terus menerus untuk memunculnya hal positif yaitu religius, mandiri, tanggung jawab, aktif, disiplin dan kerja sama pada diri murid. Peningkatan keaktifan peserta didik dalam membaca Al-Quran dan pemahaman ilmu Tajwidnya dan peningkatan jumlah peserta didik dalam menghapal Al-Quran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini