Jurnal Refleksi model 4F modul 2.2 (Pembelajaran Sosial dan Emosional)
Siti Munawaroh, S.Pd.I
Guru SD 1 Kaliyoso
CGP Angkatan 7 Kabupaten Kudus
Salam dan bahagia
Melakukan
refleksi dan menuliskannya dalam Jurnal merupakan suatu kebutuhan bagi kami,
para Calon Guru Penggerak (CGP), setiap selesai mempelajari satu modul agar
dapat mengukur sejauh mana pemahaman kami terhadap modul tersebut. Pada Jurnal
Refleksi Modul 2.2, yaitu tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE), saya
menggunakan model Gaya Round Robin untuk memperkaya pengalaman dalam menulis.
Pada refleksi di modul-modul sebelumnya, saya telah menggunakan model 4F
(Facts, Feelings, Findings, Future)
Peristiwa (Facts): peristiwa apa saja yang terjadi?
Pada pembelajaran modul 2.2 (pembelajaran sosial
dan emosional) sama dengan modul-modul sebelumnya yaitu dengan alur MERDEKA
yang dimulai dari mulai dari diri. Mulai dari alur pertama alur mulai dari diri
menjawab beberapa pertanyaan di LMS sebagai refleksi individu selama menjadi
seorang pendidik tentunya telah mdnapatkan banyak pengalaman yang mengarah pada
pembelajaran sosial dan emosional. Selama menjadi pendidik, saya tentu pernah
mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan,
kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu saya bertumbuh
menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Saya merasa
bisa menguasai konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional ini karena saya dan
teman-teman CGP memulai perjalanan di modul ini dengan melakukan refleksi
pengalaman kami masing-masing terkait kompetensi sosial dan emosional.
Dilanjutkan dengan mengeksplor konsep pada tanggal 22-27 Februari 2023, di mana
CGP mempelajari konsep pembelajaran sosial dan emosional dengan kerangka kerja
CASEL dan implementasinya.
Pada tanggal 1
Maret 2023, CGP diberikan waktu untuk berdiskusi dalam kelompok dan
mempresentasikannya dalam Ruang Kolaborasi Sesi 1 yaitu pada pukul 12.30-14.45
WIB. Di tahap ini, CGP berdiskusi tentang contoh ide penerapan 5 kompetensi
sosial dan emosional bagi murid dan rekan-rekan pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah, kami membahas tingkat SD kelas 1-6.
Diskusi berlangsung seru dan mengasikkan. Masing-masing CGP mengutarakan
ide-ide yang bisa diterapkan di kelas dan sekolah hingga tanpa terasa waktu
yang diberikan oleh fasilitator bapak Pangarso Yuliatmoko terasa kurang.
Akhirnya saya dan teman-teman melanjutkan diskusi di luar Ruang Kolaborasi. Hal
inilah yang membuat pemahaman saya terhadap pembelajaran sosial dan emosional
semakin baik.
Setelah
mendapat penguatan dari sesama CGP dan fasilitator di Ruang Kolaborasi, tugas selanjutnya
adalah presentasi ruang kolaborasi modul 2.2.
Link youtobnya
: https://youtu.be/8Nh4WHu1MCE
Selanjutnya demonstrasi
kontekstual yang dilaksanakan pada tanggal 2-3 Maret 2023, saya mendemonstrasikan
pemahaman dalam bentuk Demonstrasi Kontekstual tentang penerapan kompetensi
sosial dan emosional (KSE) dalam pembelajaran melalui 4 indikator. Saya
mendapat tugas membuat RPP/modul ajar dengan memasukkan minimal 2 KSE yang akan
diimplementasikan dalam pembelajaran. Untuk memenuhi tugas ini saya mengunggah
RPP kelas V semester 2, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu
materi Indahnya Salat Tarawih.
Penguatan
materi kembali saya dapatkan dalam sesi Elaborasi Pemahaman yang diberikan oleh
instruktur Ibu Misdawati, S.Pd. M.Pd. pada hari Rabu tanggal 6 Maret 2023.
Dalam kegiatan ini CGP dapat menumbuhkembangkan pemahaman tentang implementasi
pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan komunitas.
Dilanjutkan dengan membuat koneksi antar materi agar CGP dapat
mengungkapkan pengalaman dan pemahaman sebelum dan sesudah mempelajari modul
2.2, serta mengaitkannya dengan materi yang terdapat dalam modul-modul
sebelumnya, selanjutnya ditutup dengan aksi Nyata dari materi PSE. Pada
aksi nyata ini calon guru penggerak tidak diminta mengunggah tugas pada LMS
akan tetapi menampilkannya kepada pengajar praktik pada pendampingan individu
keempat.
Perasaan (Feelings): apa yang muncul saat proses
pembelajaran
Bagi saya mengikuti pendidikan guru penggerak ini
sangat beruntung dan bersyukur karena ilmu-ilmu baru yang saya dapatkan.
Seperti pada modul 2.2 ini pembelajaran sosial dan emosional awalnya sebelum
mempelajari modul ini saya berpikir bahwa pembelajaran sosial dan emosional ini
akan tumbuh pada murid seiring dengan tingkat kedewasaan pada dirinya. Saya
menerapkan pembelajaran sosial dan emosional ini sebelum mempelajari modul ini
dengan memberikan motivasi kepada murid, mendengarkan dan memberikan solusi
atas permasalahan yang mereka hadapi, dan berempati kepada murid-murid saya.
Ternyata hal-hal yang saya terapkan belum sepenuhnya tepat. Saya merasa masih
banyak kekurangan pada diri saya dalam menerapkan pembelajaran sosial dan
emosional ini. Untuk itu saya berharap saya dapat menerapkan pembelajaran
sosial emosional ini baik secara eksplisit maupun secara terintegrasi dalam
kurikulum sekolah. Hal yang saya tidak sadari juga sebetulnya ada juga yang
sudah diterapkan dalam pembelajaran yang terintegrasi dalam kurikulum
pembelajaran yaitu seperti keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab dalam pembelajaran secara berkelompok.
Dengan mempelajari modul 2.2 ini pembelajaran
sosial dan emosional saya semakin memahami bahwa keterampilan sosial dan
emosional muridpun perlu dilatih agar mereka siap dalam kehidupan ke
depannya. Baik itu dalam kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Pembelajaran sosial dan emosional ini adalah pembelajaran yang dilakukan secara
kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan
murid, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan
emosionalnya agar dapat memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran
diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri),
merasakan dan menunjukan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun
dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), dan membuat
keputusan yang bertanggung jawab.
Pembelajaran (Findings): apa saja yang didapatkan
Pembelajaran yang didapatkan dalam modul ini banyak
sekali diantaranya
1. Pemahaman tentang pembelajaran sosial dan emosional
yang penting untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Pembelajaran
sosial dan emosional ini adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif
oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan murid,
pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan
emosionalnya agar dapat memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran
diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri),
merasakan dan menunjukan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun
dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), dan membuat
keputusan yang bertanggung jawab hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab.
2. Lima kompetensi dalam pemebalajaran sosial dan
emosional diantaranya kesadaran sosial yaitu kemampuan untuk memahami perasaan,
emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku
diri sendiri dalam berbgai situasi dan konteks kehidupan, manajemen diri yaitu
kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif
dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi, kesadaran sosial
yaitu kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang
lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda,
keterampilan berelasi yaitu membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang
sehat dan suportif, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yaitu
kemampuan mengambil pilihan-pilihan yang membangun berdasarkan kepedulian, dan
perilaku untuk mencapai kesejahteraan psikologis atau well being.
3. Lima kompetensi sosial dan emosional ini berhubungan
erat dengan enam dimensi profil pelajar Pancasila, yang merupakan nilai
kebajikan yang menjadi tujuan dari kurikulum Pendidikan.
4. Lima kompetensi sosial dan emosional ini diharapkan
dapat menghasilkan murid-murid yang berkarakter, disiplin, santun, jujur,
peduli, responsive, proaktif, mendorong anak untuk memiliki rasa ingin tahu
tentang ilmu pengetahuan, sosial budaya, dan humaniora semuanya selaras dengan
standar kompetensi lulusan dan standar isi dalanm satandar nasional Pendidikan.
5. Dasar penguatan dari 5 KSE adalah mindfulness
(kesadaran penuh), kesadaran penuh ini di mana kita mengarahkan sepenuhnya
perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan.
6. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan
kesadaran penuh adalah Teknik STOP, yaitu berhenti sejenak, ambil nafas dalam,
amati sensati pada tubuh, perasaan, pikiran, dan lingkungan, dan selessai
kemudian lanjutkan kembali aktivitas yang akan dilakukan.
7. Kompetensi 5 KSE berdasarkan kesadaran penuh akan
menciptakan kesejahteraan psikologis atau yang disebut dengan well-being.
8. Implementasi pembelajaran sosial dan emosional
dapat dilakukan dengan pembelajaran secara eksplisit dan terintegrasi dalam
kurikulum ademik
9. Pembelajaran sosial dan emosional dapat
dilaksanakan dengan baik jika dilaksanakan secara kolaboratif yaitu di dalam
kelas, sekolah, dan juga dalam keluarga serta komunitas.
10.
Pembelajaran
sosial dan emosional pada pendidik dan tenaga kependidikan dapat diperkuat
dengan menjadi teladan, belajar, dam berkolaborasi.
Perubahan
(Future):
Setelah
pembelajaran pada modul ini penerapan dan perubahan yang ingin saya lakukan
adalah
1.
Menerapkan
pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran baik secara eksplisit
maupun terintegrasi dalam kurikulum akademik maupun iklim dan budaya sekolah.
2.
Menginformasikan
kepada warga sekolah tentang pembelajaran sosial dan emosional serta
berkolaborasi kepada orang tua agar pembelajaran sosial dan emosional ini dapat
terlaksana dengan optimal.
3.
Dengan
mempelajari modul ini dan melakukan penerapan pembelajaran sosial dan emosional
saya berharap dapat melakukan perubahan positif pada manajemen diri saya yang
masih kurang dan dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yang
terkadang saya masih sulit untuk mengambil keputusan dan mempertimbangkan segala
resiko dari keputuasan yang diambil.
4.
Dalam penguatan
pembelajaran sosial dan emosional selaku pendidik saya berharap dapat menjadi
teladan dan contoh baik bagi murid maupun bagi lingkungan.Sekolah.
Salam Guru Penggerak
Komentar
Posting Komentar