JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA
POSITIF
Oleh: Siti Munawaroh, S.Pd.I
Calon Guru Penggerak Angkatan 7
SD 1 Kaliyoso
Salam dan bahagia,
Untuk menyampaikan jurnal refleksi
dwimingguan modul 1.4, saya menggunakan model 4F / 4P yaitu Facts/Peristiwa,
Feelings / Perasaan, Findings / Pembelajaran, Future / Penerapan. Penjelasannya
sebagai berikut:
1. Peristiwa (Facts)
Pengalaman > Kegiatan
modul 1.4 ini dimulai pada tanggal 6 Desember 2022. Materinya tentang mulai
dari diri di sini saya diminta membuat catatan dan pertanyaan tentang kasus
atau persoalan yang diberikan dalam LMS. Pada tanggal 7 Desember 2022 materi
masuk pada eksplorasi konsep. Kegiatan ini dilakukan secara mandiri. Materinya
sangat banyak yaitu disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal, Teori
Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi, Keyakinan Kelas, Kebutuhan
Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas, Restitusi - Lima Posisi
Kontrol, Restitusi - Segitiga Restitusi. Pada tanggal 8-9 Desember
2022 masuk pada kegiatan eksplorasi konsep pada forum diskusi. Dan di sini CGP
memahami konsep budaya positif dan saling berdiskusi dengan CGP lain. Saling
memberi masukan dan penguatan serta saling menanggapi. Pada tanggal 12 Desember
2022 bersama fasilitator di ruang kolaborasi. Fasilitator membimbing dan
mendampingi kami untuk diskusi dalam kelompok kecil. Saya berada pada kelompok
2, dengan tiga orang teman lainnya yaitu ibu Fitriyani, bapak Khoiru Nawawi dan
bapak Arif Fanar Fuad. Masalah yang dibahas adalah 4 kasus masalah murid di
sekolah. Kami menjawab pertanyaan-pertayaan sehubungan dengan kasus yang
terjadi yang dihubungkan dengan materi dalam budaya positif.
Pada tanggal 13 Desember 2022, kegiatannya
kolaborasi ruang diskusi ruang presentasi. Di sini masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya kemudian kelompok lain menanggapi dan
memberikan masukan terhadap tugas kelompok temannya. Setelah presentasi tugas
kelompok semakin sempurna untuk diunggah ke LMS pada sesi unggah tugas ruang
kolaborasi.
Selanjutnya pada tanggal 14-15 Desember 2022
jadwal untuk Demonstrasi Kontekstual. Kegiatan ini diberi waktu selama 1
Minggu. Yang dilakukan disini, saya diminta mempraktikkan segitiga restitusi
untuk masalah atau kasus yang dilakukan murid di sekolah. praktiknya saya
diminta membuat scenario singkat dan memerankan kasus tersebut Bersama siswa.
Saat itu saya merestitusi siswa yang benar-benar melakukan kesalahan. Kasus 1
tentang bertengkar saat pembelajaran dan kasus 2 tentang mencontek, dan saya
menyelesaikan kasus itu dengan segitiga restitusi. Link : https://youtu.be/2bNENWnPi9I
Pada tanggal 19 Desember 2022 kegiatannya
Elaborasi pemahaman bersama instruktur di goole meeting dengan instruktur Bernama
ibu Iswatun Khoiriyah. Instruktur menjelaskan secara jelas materi budaya
positif sehingga materi itu makin dipahami oleh CGP.
Setelah itu saya sebagai CGP diminta
menjelaskan hubungan budaya positif dengan materi 1.1,1.2.dan 1.3 pada sesi
koneksi antar materi. Saya membuat koneksi antar materi ini dalam bentuk video
youtobe, link nya : https://youtu.be/QMlVt5856JA
Dan pada tanggal 17 Desember 2022 saya
adakan pengimbasan materi budaya positif kepada rekan sejawat. Kegiatan ini
agak terlambat saya lakukan karena kondisi saya batuk dan filek cukup lama yang
menyebabkan suara saya serak dan tidak jelas. Saya menunggu sampai suara saya
pulih, tetapi tidak kunjung pulih akhirnya dalam kondisi batuk dan flu serta
suara serak saya lakukan pengimbasan tersebut. Hal baik yang dialami dalam
pembelajaran itu, saya memahami materi tentang budaya positif ini dan saya juga
mampu mengimbaskan kepada teman sejawat. Hambatan yang saya temui untuk
mengimbaskan materi ini adalah suara saya yang kurang bagus karena kondisi
kesehatan saya terganggu.
Hal Baik
> Melalui kegiatan Mulai dari diri dan
Eksplorasi konsep tentang Budaya Positif, saya mendapat pengetahuan baru
tentang paradigma stimulus respon dan teori kontrol. Dengan mempelajari
secara mandiri tentang stimulus respon dan teori kontrol, saya termotivasi
untuk memahami dan menerapkan perubahan paradigma stimulus respon menjadi teori
kontrol.
2. Perasaan. (Feelings)
Selama pembelajaran berlangsung, saya merasa
senang karena materinya sangat bagus dan dekat sekali dengan tugas sebagai
seorang guru. Ketika dalam berdiskusi kelompok, saya juga sangat bahagia karena
dengan demikian saya makin paham materi budaya positif ini
Saya sangat bersyukur bisa mengikuti
Pelatihan Guru Penggerak ini karena dengan demikian saya tahu tentang budaya
positif ini. Ilmu yang sangat berharga bagi saya untuk modal saya dalam
mendidik murid di sekolah dan juga mendidik anak-anak saya di rumah.
3. Pembelajaran (Findings)
Melalui
eksplorasi konsep Budaya
positif terdapat 6 bagian materi yang harus dipahami, yaitu
: (1) Perubahan Paradigma -Stimulus Respon lawan Teori Kontrol:
(2) Arti Disiplin dan 3 Motivasi Perilaku Manusia; (3) Keyakinan
Kelas, Hukuman dan Penghargaan; (4) Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia;
(5) Lima (5) Posisi Kontrol; dan (6) Segitiga Restitusi
Dengan
demikian saya harus mampu :
- memahami miskonsepsi
tentang kontrol dan selanjutnya mengadakan perubahan paradigma stimulus-respon
menjadi teori kontrol. Saya juga harus mampu melakukan refleksi atas
penerapan praktik disiplin yang dijalankan di sekolah.
- memahami konsep
disiplin positif dihubungkan dengan teori motivasi perilaku manusia, serta
konsep motivasi internal dan eksternal.
- memahami pentingnya
memiliki keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah
sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau
permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas, yang pada akhirnya akan
menciptakan budaya positif.
- memahami bahwa setiap
tindakan murid dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yang
berbeda-beda dan agar menjadi individu yang selamat dan bahagia, kebutuhan
dasar harus terpenuhi secara positif. Saya juga harus memahami bahwa kebutuhan
dasar dapat dipenuhi dengan cara positif atau negatif oleh karena itu
peran guru adalah memberdayakan anak agar dapat memenuhi kebutuhannya
secara positif.
- melakukan refleksi
atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-murid
saya. Saya dapat mengetahui dan menerapkan disiplin restitusi di posisi
Monitor dan Manajer agar dapat menciptakan lingkungan positif, aman, dan
nyaman dan dapat menghasilkan murid-murid yang lebih mandiri, merdeka, dan
bertanggung jawab.
- memahami dan
menerapkan restitusi melalui tahapan dalam segitiga restitusi sebagai
salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari
budaya positif di sekolah agar menjadi murid merdeka.
Pembelajaran yang dapat saya petik dari
kegiatan pada modul 1.4 ini adalah saya mengetahui bahwa untuk menciptkan
budaya positif di sekolah sangat dituntut kerja sama dan kekompakan serta
keselarasan dari semua pihak di sekolah. Budaya Positif tidak bisa diciptakan
oleh satu orang saja. Harus ada Kerjasama dari semua pihak di sekolah termasuk
orang tua siswa dan masyarakat. Kerja sama yang baik dari semua unsur akan
memudahkan terciptanya budaya positif dan juga terbentuknya Profil Pelajar
Pancasila di kalangan murid. Semoga warga sekolah saya bisa lebih meningkatkan
terciptanya budaya positif ini di sekolah.
4. Penerapan. (Future)
Menanam
keyakinan :
- YAKIN bahwa saya mampu menerapkan perubahan paradigma stimulus
respon menjadi teori kontrol.
- YAKIN bahwa saya mampu bersikap reflektif, kritis, kreatif, dan
terbuka dalam menganalisis motivasi yang saya miliki menurut teori
motivasi perilaku manusia
- YAKIN bahwa saya mampu menerapkan proses pembentukan dari
peraturan-peraturan beralih ke keyakinan kelas.
- YAKIN bahwa saya mampu berperan memberdayakan anak agar dapat
memenuhi kebutuhannya secara positif.
- YAKIN bahwa saya mampu menerapkan disiplin restitusi di posisi
Monitor dan Manajer agar dapat menciptakan lingkungan yang positif, aman,
dan nyaman.
- YAKIN bahwa saya mampu menerapkan restitusi dalam membimbing murid
berdisiplin positif agar menjadi murid merdeka.
saya akan menerapkan ilmu budaya positif ini
di sekolah dan supaya keinginan saya tercapai, materi ini harus saya imbaskan
kepada teman sejawat saya di sekolah karena untuk mewujudkan budaya positif ini
tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja. Pengimbasan ini sangat penting
karena juga sesuai dengan tuntutan dalam LMS. Namun bila tidak diminta LMS juga
tetap diimbaskan. Kerjasama yang baik dengan seluruh warga sekolah akan lebih
memudahkan saya sebagai guru penggerak menerapkan budaya positif ini di
sekolah. Semoga dalam penerapannya selalu diberi kemudahan oleh Allah SWT.
Salam guru penggerak.
Guru tergerak, bergerak serentak..
Komentar
Posting Komentar